Minggu, 10 November 2013

Bagaimana Manusia Memilih Warna?

Dalam topik kali ini saya akan membahas bagaimana manusia milih suatu warna dan karakteristik warna tersebut.

Psikologi Warna

Suatu hal yang terbentuk dalam benak manusia ketika melihat warna tertentu. Orang-orang yang tinggal di tempat dengan warna hijau dedaunan, akan lebih bersifat tenang. Saking tenangnya, mereka bahkan terkadang tidak ingin berkembang seperti orang lain di luar lingkungannya.

Buktinya adalah kehidupan orang-orang yang ada di dalam hutan. Suku Baduy di Banten dan suku anak dalam atau orang rimba yang ada di Jambi. Bagi mereka, dunia ‘hijau’ mereka adalah surga. Kehidupan modern hanya kan menghancurkan surga itu.

Lain lagi dengan orang-orang yang tinggal di padang pasir dengan warna keperakan akibat pantulan matahari. Mereka biasanya  mempunyai sifat lebih agresif dan terus ingin bergerak berpindah-pindah sesuai dengan kebutuhannya. Kehidupan yang berpindah itu menjadikan mereka lebih hidup. Pakaian mereka juga tidak banyak warna. Hitam, abu-abu, dan putih menjadi ciri orang nomaden ini.

Psikologi Warna Merah yang Memerah

Warna merah tidak hanya identik dengan warna merona. Merah bisa juga memerah yang membuat orang lain terpana. Wajah memerah bisa jadi pertanda kondisi psikologi yang menahan marah, menahan malu, bahkan bisa juga diartikan satu kondisi kejiwaan ketika menahan rasa rindu yang menggebu. Warna energi ini juga dimanfaatkan dengan seksama oleh kalangan bisnis.

TV One, menggunakan warna merah sebagai bagian dari agresifitas penggalian berita agar mampu menarik perhatian penonton Indonesia. Sebagai stasiun televisi berita yang harus bersaing dengan Metro TV yang membiru, TV One memang harus bergerak lebih gesit. Kegesitan itu sangat pas dilambangkan oleh warna merah yang menghiasi tidak saja lambang perusahaan, tetapi juga seragam para pekerjanya.

Saat PDI Perjuangan memerahkan Indonesia dan berhasil mengusung Megawati menjadi Presiden RI wanita yang pertama, warna merah ini seolah benar-benar menenggelamkan warna kuning Golkar dan warna hijau PPP. Warna merah ini memang bisa membuat perasaan orang yang melihatnya menjadi berubah.
Merah memang luar biasa. Orang yang mempunyai energi besar lalu mengenakan warna merah, energi itu akan tampak begitu sinergi dengan keadaan psikologis yang mengenakan pakaian merah tersebut.
 

Psikologi Warna dalam Bisnis

Warna telah menjadi bahan untuk meningkatkan keuntungan. Saat memilih warna yang tepat untuk dinding restoran, misalnya, seorang pebisnis pasti tidak ingin gegabah. Ternyata warna merah masih juga dipertimbangkan sebagai bagian dari warna restoran.

Paling tidak warna merah ini bisa disandingkan dengan warna cerah lainnya seperti oranye. Lihatlah KFC dengan dinding warna merahnya. Warna merah melambangkan kedinamisan, keberanian, kegagahan, keuletan, dan keagresifan.

Banyak perusahaan memilih lambang dengan warna merah atau paling tidak ada unsur warna merah, baik sedikit maupun mendominasi.  Di antara perusahaan yang mempunyai lambang dengan unsur warna merah adalah Sriwijaya Air. Lambang merah diartikan sebagai kebijakan dan keberanian.

Selain Sriwijaya Air, McDonald juga mengambil warna merah sebagai warna yang mendominasi lambangnya. Kraft memilih warna merah sebagai garis yang melingkupi kata ‘KRAFT’ pada lambangnya. Pizza Hut, Wall’s, Polytron, dan Black memilih merah sebagai bagian dari lambang produknya.

Perusahaan-perusahaan dengan lambang berwarna merah atau sedikit warna merah itu tampaknya bukan perusahaan sembarangan. Produk mereka cukup laku di pasaran. Bahkan Psikologi warna ini juga dimanfaatkan oleh perusahaan dalam memilih bungkus paket produk mereka. Memang tanpa disadari ketika memilih suatu barang yang berderet di rak-rak yang ada di Supermarket, seringkali bahwa konsumen memilih produk yang mempunyai unsur warna merah.

Perhatikanlah desain-desain grafis yang ada di gambar-gambar yang terdapat di berbagai media. Jarang sekali warna merah ditinggalkan. Warna berani ini memang bisa menarik perhatian. Contohnya, wanita yang mengenakan warna merah sering kali menjadi pusat perhatian. Iklan rokok pun menggunakan kata ‘merah’ dalam tag line-nya, "Tunjukan merahmu."
 

Psikologi Warna dalam Unsur Keselamatan dan Olahraga

Jika pernah menonton film perang yang ada adegan penjinakan sebuah bom, pasti akan terlihat kabel-kabel dengan warna yang berbeda. Itulah kekuatan warna. Warna merah diartikan sebagai warna bahaya yang harus dihindari.

Yang lucu yang menyangkut psikologi warna dalam unsur keselamatan ini adalah warna kotak hitam dalam pesawat terbang. Kotak hitam itu ternyata berwarna oranye. 

Warna kuning diterjemahkan sebagai warna yang tidak terlalu berbahaya. Begitu pun dengan warna putih. Warna kuning dalam pertandingan sepakbola diartikan sebagai peringatan.

Sedangkan di jalan raya, warna kuning dianggap sebagai warna siaga. Lain dengan warna merah. Di lapangan sepakbola, warna merah artinya pengurangan jumlah pemain akibat melanggar peraturan yang telah ditetapkan.
 

Efek Psikologi Warna dalam Interior Rumah

Berkembangnya dunia campur-mencampur warna telah membuat orang semakin banyak pilihan warna bagi tempat tinggalnya. Efek psikologi warna dalam rumah bahkan dipercaya dapat mempengaruhi keadaan kejiwaan para penghuni rumah tersebut.

Misalnya, warna hijau dianggap sebagai warna yang sejuk untuk kamar tidur terutama untuk kamar anak-anak. Warna merah marun dianggap cukup romantis untuk kamar orangtua. Warna merah muda sering juga dipakai di ruang tamu. Untuk dapur, warna kuning atau oranye dipilih karena dianggap mempunyai efek meningkatkan nafsu makan. Warna hijau tua atau hijau muda dan biru sering juga dipakai untuk warna dinding depan selain warna abu-abu, krem, dan putih.

Untuk orang-orang yang dinamis, warna sangat memainkan peranan penting dalam hidup mereka. Rumah yang merefleksikan kepribadian akan dibuat seindah dan sebisa mungkin memberikan nuansa yang menyenangkan dan menenangkan bagi siapa pun yang melihat dan bertandang ke rumah tersebut.

Jangan heran kalau rumah orang yang begitu dinamis ini akan penuh dengan berbagai warna. Satu ruangan bahkan bisa terdiri dari berbagai gradiasi warna yang tersusun indah.

Jangankan dinding rumah, perabotan rumah pun dipilih berdasarkan warna yang sesuai dengan warna dinding agar memberikan efek psikologis yang penuh kemagisan. Pemilihan warna yang seksama ini memberikan kepuasan yang tidak terhingga. Keadaan inilah yang membuat orang-orang dinamis tetap dinamis dan tetap cerah ceria dalam menjalankan aktivitasnya setiap waktu.

Psikologi Warna untuk Terapi

Kalau masih belum percaya bahwa warna dapat memberikan efek psikologi yang luar biasa, cobalah untuk mengenakan pakaian dengan warna yang  berbeda-beda. Rasakanlah efek warna yang sedang dikenakan tersebut.

Misalnya, warna putih membuat pemakainya lebih berhati-hati. Sedangkan warna hitam membuat pemakainya bersikap lebih cuek dan tidak terlalu peduli. Warna hitam ini memang membuat pemakainya merasa lebih bebas mengekspresikan diri. Efek warna hitam bagi yang bertubuh besar juga bagus. Warna hitam memberikan efek melangsingkan.

Bagaimana dengan menggunakan warna sebagai bagian dari terapi psikologis? Sudah lama para ahli jiwa menggunakan warna sebagai alat terapi. Untuk orang-orang yang kurang termotivasi, berada di ruangan yang memberikan efek menghangatkan seperti ruangan berwarna merah, oranye, ungu, dan keemasan akan membuatnya lebih tenang.

Dari ketenangan yang dirasakannya, terapi berikutnya adalah memberikan sugesti kepada alam bawah sadarnya. Efek warna ini akan membuat terapi berjalan lebih cepat dan memberikan pengaruh yang cukup efektif.

Untuk anak-anak autis yang bergerak begitu dinamis dan tak mampu mengendalikan dirinya, warna merah, oranye, ungu, keemasan juga bisa membuat otaknya berproses lebih tenang. Untuk lebih membuat efek psikologi warna lebih bagus lagi, perabotan dan peralatan terapi juga diusahakan mempunyai efek warna. Dengan melihat dunia yang lebih berwarna itu, diharapkan bahwa anak-anak yang menyandang autis bisa mengalihkan fokus pikirannya kepada hal lain.

Ilustrasi psikologi warna 

Anak adalah titipan dan anugerah Sang Pencipta Alam Semesta. Semua anak terlihat istimewa dalam pandangan orang tuanya. Bagi orang tua yang memiliki anak dalam kategori hiperaktif ataupun autis, tentunya akan mecoba berbagai terapi penyembuhannya. Salah satu terapi yang bisa diterapkan adalah melalui terapi psikologi warna.

Terapi psikologi warna ini dimaksudkan agar sang anak mendapatkan stimulus yang seimbang melalui karakter warna hangat ataupun warna sejuk. Sementara untuk anak normal, orang tua harus tetap memperhatikan keseimbangan antara warna sejuk dan warna hangat dalam pemilihan warna.

Warna Feminin Vs Maskulin

Biasanya kamar tidur anak perempuan dipilih warna-warna lembut seperti merah muda, hijau muda, kuning muda atau oranye. Hal ini memberikan kesan feminin, lemah lembut dan gemulai.

Sedangkan untuk kamar anak laki-laki, biasanya dipilih warna maskulin seperti biru, abu-abu, kuning atau hijau. Warna-warna umumnya disenangi oleh anak-anak karena memberikan efek menenangkan, menghibur orang yang memandangnya.

Warna untuk Anak Hiperaktif

Anak yang mengalami gangguan hiperaktif mempunyai gejala sebagai berikut :
  • Anak tidak mampu konsentrasi pada satu tugas tertentu. Apa yang dilakukannya tidak satupun diselesaikan.
  • Kadang perkembangan motorik dan bahasanya juga terlambat.
  • Selalu gelisah dan tidak mudah tenang
  • Keinginannya harus segera dipenuhi
  • Suasana hatinya tidak mudah ditebak atau masih labil. Bila saat ini dia nampak gembira, beberapa menit kemudian dia ngambek dan marah.
Berdasarkan penelitian para ahli, karakter hiperaktif disebabkan pada otak dan sistem saraf pusat terdapat kerusakan kecil sehingga anak sulit
berkonsentrasi dengan rentang konsentrasi yang sangat pendek. Berbagai cara untuk mengatasinya adalah dengan terapi warna.
Dalam terapi ini, anak akan distimulasi dengan warna-warna sejuk atau dingin, misalnya dengan mengecat kamar anak dengan warna biru muda, hijau, ungu, atau biru muda. Terapi warna ini dimaksudkan agar anak dapat meredam emosi yang sedang dirasakannya, matang dan lebih dewasa.

Warna untuk Anak Autis

Adapun kriteria anak autis menurut rumusan ICD-10 (International Classification of Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual) 1994 adalah sebagai berikut :
  • Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai. Ciri-cirinya, kontak mata yang kurang, ekspresi muka kurang hidup, dan gerak geriknya kurang tertuju.
  • Tidak bisa bermain dengan teman sebaya.
  • Tidak memiliki rasa empati
  • Perkembangan bicaranya terlambat
  • Sering menggunakan bahasa yang aneh dan berulang-ulang
  • Kurang imajinatif dan kurang dapat meniru
Anak autis juga dapat diatasi dengan terapi psikologi warna misalnya melalui cat kamar sang anak. Hal ini dimaksudkan agar sang anak bisa lebih peka terhadap lingkungannya. Psikologi warna yang bisa menstimulasinya adalah dengan warna-warna hangat atau panas.
Warna hangat akan memberikan kesan kegairahan dan membangkitkan emosi bagi yang melihatnya. Warna yang termasuk kategori ini adalah warna merah, oranye, kuning, ungu, emas dan merah muda.

Kesimpulan:
Kita memilih warna berdasarkan selera kita sendiri, akan tetapi ada beberapa warna yang menurut ilmu psikologi yang mempunya arti tersendiri dan kita sendiri tanpadisadari mengerti maksud dari warna tersebut.Dan warna sangat berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari dimana warna dapat membantu kita dalam melakukan suatu kegiatan dalam arti membangun mood kita dan dapat membantu bisnis kita. Sekian kesimpulan yang bisa saya ambil untuk lebih jelasnya lihatlah link narasumber berikut ini.

SUMBER:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar