Dalam topik kali ini saya akan membahas bagaimana manusia milih suatu warna dan karakteristik warna tersebut.
Psikologi Warna
Suatu hal yang terbentuk dalam benak manusia ketika
melihat warna tertentu. Orang-orang yang tinggal di tempat dengan warna hijau
dedaunan, akan lebih bersifat tenang. Saking tenangnya, mereka bahkan terkadang
tidak ingin berkembang seperti orang lain di luar lingkungannya.
Buktinya
adalah kehidupan orang-orang yang ada di dalam hutan. Suku Baduy di Banten dan
suku anak dalam atau orang rimba yang ada di Jambi. Bagi mereka, dunia ‘hijau’
mereka adalah surga. Kehidupan modern hanya kan menghancurkan surga itu.
Lain
lagi dengan orang-orang yang tinggal di padang pasir dengan warna keperakan
akibat pantulan matahari. Mereka biasanya mempunyai sifat lebih agresif
dan terus ingin bergerak berpindah-pindah sesuai dengan kebutuhannya. Kehidupan
yang berpindah itu menjadikan mereka lebih hidup. Pakaian mereka juga tidak
banyak warna. Hitam, abu-abu, dan putih menjadi ciri orang nomaden ini.
Psikologi
Warna Merah yang Memerah
Warna
merah tidak hanya identik dengan warna merona. Merah bisa juga memerah yang membuat
orang lain terpana. Wajah memerah bisa jadi pertanda kondisi psikologi yang
menahan marah, menahan malu, bahkan bisa juga diartikan satu kondisi kejiwaan
ketika menahan rasa rindu yang menggebu. Warna energi ini juga dimanfaatkan
dengan seksama oleh kalangan bisnis.
TV
One, menggunakan warna merah sebagai bagian dari agresifitas penggalian berita
agar mampu menarik perhatian penonton Indonesia. Sebagai stasiun televisi
berita yang harus bersaing dengan Metro TV yang membiru, TV One memang harus
bergerak lebih gesit. Kegesitan itu sangat pas dilambangkan oleh warna merah
yang menghiasi tidak saja lambang perusahaan, tetapi juga seragam para
pekerjanya.
Saat
PDI Perjuangan memerahkan Indonesia dan berhasil mengusung Megawati menjadi
Presiden RI wanita yang pertama, warna merah ini seolah benar-benar
menenggelamkan warna kuning Golkar dan warna hijau PPP. Warna merah ini memang
bisa membuat perasaan orang yang melihatnya menjadi berubah.
Merah
memang luar biasa. Orang yang mempunyai energi besar lalu mengenakan warna
merah, energi itu akan tampak begitu sinergi dengan keadaan psikologis yang
mengenakan pakaian merah tersebut.
Psikologi Warna dalam Bisnis
Warna
telah menjadi bahan untuk meningkatkan keuntungan. Saat memilih warna yang
tepat untuk dinding restoran, misalnya, seorang pebisnis pasti tidak ingin
gegabah. Ternyata warna merah masih juga dipertimbangkan sebagai bagian dari
warna restoran.
Paling
tidak warna merah ini bisa disandingkan dengan warna cerah lainnya seperti
oranye. Lihatlah KFC dengan dinding warna merahnya. Warna merah melambangkan
kedinamisan, keberanian, kegagahan, keuletan, dan keagresifan.
Banyak
perusahaan memilih lambang dengan warna merah atau paling tidak ada unsur warna
merah, baik sedikit maupun mendominasi. Di antara perusahaan yang
mempunyai lambang dengan unsur warna merah adalah Sriwijaya Air. Lambang merah
diartikan sebagai kebijakan dan keberanian.
Selain
Sriwijaya Air, McDonald juga mengambil warna merah sebagai warna yang
mendominasi lambangnya. Kraft memilih warna merah sebagai garis yang melingkupi
kata ‘KRAFT’ pada lambangnya. Pizza Hut, Wall’s, Polytron, dan Black memilih
merah sebagai bagian dari lambang produknya.
Perusahaan-perusahaan
dengan lambang berwarna merah atau sedikit warna merah itu tampaknya bukan perusahaan
sembarangan. Produk mereka cukup laku di pasaran. Bahkan Psikologi warna ini
juga dimanfaatkan oleh perusahaan dalam memilih bungkus paket produk mereka.
Memang tanpa disadari ketika memilih suatu barang yang berderet di rak-rak yang
ada di Supermarket, seringkali bahwa konsumen memilih produk yang mempunyai
unsur warna merah.
Perhatikanlah
desain-desain grafis yang ada di gambar-gambar yang terdapat di berbagai media.
Jarang sekali warna merah ditinggalkan. Warna berani ini memang bisa menarik perhatian.
Contohnya, wanita yang mengenakan warna merah sering kali menjadi pusat
perhatian. Iklan rokok pun menggunakan kata ‘merah’ dalam tag line-nya,
"Tunjukan merahmu."
Psikologi Warna dalam Unsur
Keselamatan dan Olahraga
Jika
pernah menonton film perang yang ada adegan penjinakan sebuah bom, pasti akan
terlihat kabel-kabel dengan warna yang berbeda. Itulah kekuatan warna. Warna
merah diartikan sebagai warna bahaya yang harus dihindari.
Yang
lucu yang menyangkut psikologi warna dalam unsur keselamatan ini adalah warna
kotak hitam dalam pesawat terbang. Kotak hitam itu ternyata berwarna
oranye.
Warna
kuning diterjemahkan sebagai warna yang tidak terlalu berbahaya. Begitu pun
dengan warna putih. Warna kuning dalam pertandingan sepakbola diartikan sebagai
peringatan.
Sedangkan di jalan raya, warna kuning dianggap sebagai warna siaga.
Lain dengan warna merah. Di lapangan sepakbola, warna merah artinya pengurangan
jumlah pemain akibat melanggar peraturan yang telah ditetapkan.
Efek Psikologi Warna dalam Interior
Rumah
Berkembangnya
dunia campur-mencampur warna telah membuat orang semakin banyak pilihan warna
bagi tempat tinggalnya. Efek psikologi
warna dalam rumah bahkan dipercaya dapat mempengaruhi keadaan
kejiwaan para penghuni rumah tersebut.
Misalnya,
warna hijau dianggap sebagai warna yang sejuk untuk kamar tidur terutama untuk
kamar anak-anak. Warna merah marun dianggap cukup romantis untuk kamar
orangtua. Warna merah muda sering juga dipakai di ruang tamu. Untuk dapur, warna
kuning atau oranye dipilih karena dianggap mempunyai efek meningkatkan nafsu
makan. Warna hijau tua atau hijau muda dan biru sering juga dipakai untuk
warna dinding depan selain warna abu-abu, krem, dan putih.
Untuk
orang-orang yang dinamis, warna sangat memainkan peranan penting dalam hidup
mereka. Rumah yang merefleksikan kepribadian akan dibuat seindah dan sebisa
mungkin memberikan nuansa yang menyenangkan dan menenangkan bagi siapa pun yang
melihat dan bertandang ke rumah tersebut.
Jangan
heran kalau rumah orang yang begitu dinamis ini akan penuh dengan berbagai
warna. Satu ruangan bahkan bisa terdiri dari berbagai gradiasi warna yang
tersusun indah.
Jangankan
dinding rumah, perabotan rumah pun dipilih berdasarkan warna yang sesuai dengan
warna dinding agar memberikan efek psikologis yang penuh kemagisan. Pemilihan
warna yang seksama ini memberikan kepuasan yang tidak terhingga. Keadaan inilah
yang membuat orang-orang dinamis tetap dinamis dan tetap cerah ceria dalam
menjalankan aktivitasnya setiap waktu.
Psikologi Warna untuk Terapi
Kalau
masih belum percaya bahwa warna dapat memberikan efek psikologi yang luar
biasa, cobalah untuk mengenakan pakaian dengan warna yang berbeda-beda.
Rasakanlah efek warna yang sedang dikenakan tersebut.
Misalnya,
warna putih membuat pemakainya lebih berhati-hati. Sedangkan warna hitam
membuat pemakainya bersikap lebih cuek dan tidak terlalu peduli. Warna hitam
ini memang membuat pemakainya merasa lebih bebas mengekspresikan diri. Efek
warna hitam bagi yang bertubuh besar juga bagus. Warna hitam memberikan efek
melangsingkan.
Bagaimana
dengan menggunakan warna sebagai bagian dari terapi psikologis? Sudah lama para
ahli jiwa menggunakan warna sebagai alat terapi. Untuk orang-orang yang kurang
termotivasi, berada di ruangan yang memberikan efek menghangatkan seperti
ruangan berwarna merah, oranye, ungu, dan keemasan akan membuatnya lebih
tenang.
Dari
ketenangan yang dirasakannya, terapi berikutnya adalah memberikan sugesti
kepada alam bawah sadarnya. Efek warna ini akan membuat terapi berjalan lebih
cepat dan memberikan pengaruh yang cukup efektif.
Untuk
anak-anak autis yang bergerak begitu dinamis dan tak mampu mengendalikan
dirinya, warna merah, oranye, ungu, keemasan juga bisa membuat otaknya
berproses lebih tenang. Untuk lebih membuat efek psikologi
warna lebih bagus lagi, perabotan dan peralatan terapi juga diusahakan
mempunyai efek warna. Dengan melihat dunia yang lebih berwarna itu, diharapkan
bahwa anak-anak yang menyandang autis bisa mengalihkan fokus pikirannya kepada
hal lain.
Ilustrasi
psikologi warna
Anak
adalah titipan dan anugerah Sang Pencipta Alam Semesta. Semua anak terlihat
istimewa dalam pandangan orang tuanya. Bagi orang tua yang memiliki anak dalam
kategori hiperaktif ataupun autis, tentunya akan mecoba berbagai terapi
penyembuhannya. Salah satu terapi yang bisa diterapkan adalah melalui
terapi psikologi
warna.
Terapi
psikologi warna ini dimaksudkan agar sang anak mendapatkan stimulus yang
seimbang melalui karakter warna hangat ataupun warna sejuk. Sementara untuk
anak normal, orang tua harus tetap memperhatikan keseimbangan antara warna
sejuk dan warna hangat dalam pemilihan warna.
Warna
Feminin Vs Maskulin
Biasanya
kamar tidur anak perempuan dipilih warna-warna lembut seperti merah muda, hijau
muda, kuning muda atau oranye. Hal ini memberikan kesan feminin, lemah lembut
dan gemulai.
Sedangkan
untuk kamar anak laki-laki, biasanya dipilih warna maskulin seperti biru,
abu-abu, kuning atau hijau. Warna-warna umumnya disenangi oleh anak-anak karena
memberikan efek menenangkan, menghibur orang yang memandangnya.
Warna
untuk Anak Hiperaktif
Anak
yang mengalami gangguan hiperaktif mempunyai gejala sebagai berikut :
- Anak
tidak mampu konsentrasi pada satu tugas tertentu. Apa yang dilakukannya
tidak satupun diselesaikan.
- Kadang
perkembangan motorik dan bahasanya juga terlambat.
- Selalu
gelisah dan tidak mudah tenang
- Keinginannya
harus segera dipenuhi
- Suasana
hatinya tidak mudah ditebak atau masih labil. Bila saat ini dia nampak
gembira, beberapa menit kemudian dia ngambek dan marah.
Berdasarkan
penelitian para ahli, karakter hiperaktif disebabkan pada otak dan sistem saraf
pusat terdapat kerusakan kecil sehingga anak sulit
berkonsentrasi dengan rentang konsentrasi yang sangat pendek. Berbagai cara untuk mengatasinya adalah dengan terapi warna.
berkonsentrasi dengan rentang konsentrasi yang sangat pendek. Berbagai cara untuk mengatasinya adalah dengan terapi warna.
Dalam
terapi ini, anak akan distimulasi dengan warna-warna sejuk atau dingin,
misalnya dengan mengecat kamar anak dengan warna biru muda, hijau, ungu, atau
biru muda. Terapi warna ini dimaksudkan agar anak dapat meredam emosi yang
sedang dirasakannya, matang dan lebih dewasa.
Warna
untuk Anak Autis
Adapun
kriteria anak autis menurut rumusan ICD-10 (International Classification of
Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual) 1994 adalah
sebagai berikut :
- Tidak
mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai. Ciri-cirinya, kontak
mata yang kurang, ekspresi muka kurang hidup, dan gerak geriknya kurang
tertuju.
- Tidak
bisa bermain dengan teman sebaya.
- Tidak
memiliki rasa empati
- Perkembangan
bicaranya terlambat
- Sering
menggunakan bahasa yang aneh dan berulang-ulang
- Kurang
imajinatif dan kurang dapat meniru
Anak
autis juga dapat diatasi dengan terapi psikologi warna misalnya melalui cat
kamar sang anak. Hal ini dimaksudkan agar sang anak bisa lebih peka terhadap
lingkungannya. Psikologi warna yang bisa menstimulasinya adalah dengan
warna-warna hangat atau panas.
Warna
hangat akan memberikan kesan kegairahan dan membangkitkan emosi bagi yang
melihatnya. Warna yang termasuk kategori ini adalah warna merah, oranye,
kuning, ungu, emas dan merah muda.
Kesimpulan:
Kita memilih warna berdasarkan selera kita sendiri, akan tetapi ada beberapa warna yang menurut ilmu psikologi yang mempunya arti tersendiri dan kita sendiri tanpadisadari mengerti maksud dari warna tersebut.Dan warna sangat berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari dimana warna dapat membantu kita dalam melakukan suatu kegiatan dalam arti membangun mood kita dan dapat membantu bisnis kita. Sekian kesimpulan yang bisa saya ambil untuk lebih jelasnya lihatlah link narasumber berikut ini.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar